TEMPO.CO, Jakarta - Ujian Tulis Berbasis Komputer 2023 untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri hanya akan diisi tes skolastik peserta. Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Padjadjaran Arief S. Kartasasmita, ada kelebihan dan kekurangan dari model seleksi yang baru ditetapkan Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Ristek Nadiem Makarim tersebut.
Kelebihannya ialah calon mahasiswa akan terseleksi berdasarkan potensi mereka yang sesungguhnya. “Tidak terbatas hanya mata pelajaran-mata pelajaran tertentu,” ujar Arief kepada Tempo.co, Sabtu 17 September 2022.
Adapun kekurangannya, menurut Arief, waktu adaptasi calon mahasiswa pada program studi pilihannya akan lebih lambat dibandingkan mahasiswa yang diseleksi juga dengan tes potensi atau kemampuan akademik. Meski begitu dia menambakan keyakinannya, "Mereka sebetulnya anak-anak yang pintar. Jadi diberikan waktu sejenak saja mereka niscaya dapat menyusul."
Sementara, dari dari data yang dimiliki Unpad, Arief menuturkan, tak terlalu berbeda antara mahasiswa yang lulus tes potensi skolastik saja dari jalur Seleksi Mandiri, dengan mahasiswa hasil seleksi dengan tes potensi skolastik dan akademik di jalur UTBK. Unpad menggunakan tes potensi skolastik untuk Seleksi Mandiri selain dari hasil UTBK SBMPTN.
Arief menjelaskan, tes skolastik bertujuan untuk memandang potensi calon mahasiswa. “Lebih ke arah semacam psikotes begitu, jadi (jawabannya) bukan masalah benar atau salah,” kata dia.
Jawaban peserta akan mengarah ke potensi tertentu yang kuat. Arief berharap sekolah-sekolah menengah atas sederajat dapat membentuk kemampuan siswanya agar hasil tes potensi skolastik mereka bagus.
Sekolah, menurut Arief, kini harus sudah mulai mengubah paradigmanya. Bukan lagi untuk mengajari anak-anak menembus Ujian Tulis Berbasis Komputer. “Kan bahaya orang bukan belajar Kimia tapi belajar menjawab soal Kimia, beda itu,” ujarnya sembari menambahkan, "Siswa diajari rumus-rumus dengan langkah cepat, seperti juga pada Matematika, tanpa mereka tahu apa maksud dan konsepnya."
Dalam ketetapan terbarunya, Kemendikbudristek di bawah Menteri Nadiem Makarim menginginkan seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru program diploma tiga, diploma empat atau sarjana terapan, dan sarjana, berdasarkan tes terstandar berbasis komputer yang akan mengukur potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Adapun seleksi nasional berdasarkan prestasi meliputi prestasi akademik juga nonakademik, berdasarkan rata-rata nilai rapor dari seluruh mata pelajaran, juga pelajaran tertentu sesuai jurusan kuliah yang dituju, portofolio, dan prestasi.
Sementara seleksi berdikari oleh perguruan tinggi negeri dilakukan berdasarkan seleksi akademis dan dilarang dikaitkan dengan tujuan komersial. Tes seleksinya dapat dilakukan mandiri, bekerja sama dalam konsorsium perguruan tinggi, memanfaatkan nilai dari hasil tes seleksi nasional, atau metode lain yang diperlukan.
Baca juga:
Nadiem Makarim Ubah Seleksi Masuk PTN 2023, ITB Nyatakan Pertahankan Jalur Peminatan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan warta pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.