Jumat, 30 September 2022 23:46 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 22 September 2022. Rapat tersebut membahas dan persetujuan penyertaan modal negara (PMN) tahun 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tak akan menerbitkan surat utang (obligasi) dalam denominasi euro atau Euro Bond pada tahun ini. Pasalnya, mata uang negara-negara Eropa tersebut kondisinya sedang tak bagus di tengah gejolak ekonomi saat ini.
"Saat ini euro sangat jelek, makanya tahun ini tak kami terbitkan karena sedang tak bagus," ungkap Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman dalam media briefing di Jakarta, Jumat 30 September 2022.
Ia menyebutkan nilai tukar euro terhadap dolar AS sedang turun saat ini, padahal mata uang Uni Eropa itu biasanya malah berada di atas mata uang Negeri Paman Sam.
Dengan demikian keputusan tersebut merupakan gambaran bahwa penerbitan surat utang pemerintah Indonesia dalam denominasi valuta asing (valas) bersifat fleksibel.
Selain itu, kata Luky, penerbitan surat utang valas Indonesia juga bersifat oportunistik, sehingga kalau memang nantinya pasar sedang bagus dan mata uang euro dalam kondisi bagus barulah kemungkinan terdapat penerbitan obligasi dalam denominasi euro.
Penerbitan surat utang dalam bentuk euro merupakan salah satu diversifikasi pemerintah dalam menerbitkan obligasi valas kalau dirasa penerbitan obligasi dalam mata uang dolar AS sedang berisiko.
"Kami juga melakukan diversifikasi dengan menerbitkan obligasi dalam bentuk yen Jepang atau yang biasa disebut Samurai Bond," tuturnya.
Salah satu risiko yang dipertimbangkan dalam penerbitan surat utang valas ialah risiko nilai tukar rupiah. Kendati begitu, dirinya menilai risiko terhadap nilai tukar rupiah kini tak perlu terlalu dikhawatirkan karena porsi surat utang valas terhadap total surat utang pemerintah sudah tak sebesar dahulu.
Adapun porsi obligasi valas pemerintah sempat menyentuh kisaran 40 persen, namun kini hanya 28,9 persen untuk menurunkan risiko terhadap kurs rupiah.
Ikuti warta terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
1 hari lalu

Utang Pemerintah Naik, Kini Tembus Rp 7.236,61 Triliun
Utang pemerintah hingga posisi akhir Agustus 2022 telah sebesar Rp 7.236,61 triliun. Angka itu naik sekeliling 1,01 persen atau Rp 73,49 triliun dari posisi Juli 2022 sebesar Rp 7.163,12 triliun.
2 hari lalu

Luhut Ingin Perikanan RI Masuk 5 Besar Dunia, Cara Healing di Tengah Ancaman Resesi
Berita terkini hingga petang ini dimulai dari pernyataan Menteri Luhut soal sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang harus masuk lima besar dunia.
2 hari lalu

Stafsus Sri Mulyani: Pemerintah Sengaja Kurangi Penarikan Utang Baru
Stafsus Sri Mulyani menyatakan pemerintah tengah mengambil sikap mengurangi penarikan utang baru untuk membiayai APBN.
2 hari lalu

Pemerintah Kantongi Rp 10,75 Triliun dari Lelang SUN Kemarin
Pemerintah kembali melaksanakan lelang SUN pada 27 September 2022 untuk tujuh seri, satu seri baru dan sisanya seri hasil pembukaan kembali.
3 hari lalu

Defisit APBN Tahun Depan 2,48 Persen, PKS Ingatkan Sri Mulyani soal Tumpukan Utang
Proyeksi defisit APBN ini lebih rendah dari rancangannya yang sebesar 2,85 persen.
3 hari lalu

Seret Investor Surat Utang
Aliran modal keluar malah makin deras pada saat minat investor terhadap obligasi atau surat utang negara menurun.
4 hari lalu

Aprindo Sebut BPDPKS Punya Utang Rp 300 Miliar ke Retail untuk Minyak Goreng Murah
Utang itu berasal dari selisih harga keekonomian minyak goreng dengan harga jual. Pemerintah meminta peretail menjual minyak goreng murah.
4 hari lalu

Sri Mulyani Sebut APBN Surplus Rp 107,4 Triliun di Tengah Guncangan
Sri Mulyani mengklaim pemerintah sukses menjaga keuangan negara tetap surplus hingga bulan lalu.
4 hari lalu

Pemeritah Resmi Tawarkan ORI022: Mulai dari Rp 1 Juta, Kupon 5,95 Persen
Pemerintah formal membuka penawaran ORI (Obligasi Negara Ritel Indonesia) seri ORI022 mulai hari ini, Senin, 26 September 2022 pukul 09.35 WIB.
8 hari lalu

Inilah 5 Alasan Mengapa Negara Perlu Berutang
Berbagai negara dari yang berkembang hingga maju pun mempunyai utang. Lantas yang menjadi pertanyaan, kenapa suatu negara perlu untuk berutang?