Soal Nomor Urut Parpol di Pemilu 2024, Peneliti BRIN: Perlu Ditata Ulang

Sedang Trending 8 bulan yang lalu 159
Kamis, 22 September 2022 09:20 WIB
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri menginginkan agar nomor urut Pemilu 2024 tak perlu diundi lagi. Alasannya untuk menghemat anggaran partai.

Menanggapi itu, Peneliti pakar utama Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Siti Zuhro malah menginginkan nomor urut partai di Pemilu 2024 ditata ulang. Hal ini wajar dilakukan karena ada partai baru yang ikut pemilihan umum.

Siti menjelaskan, bahwa posisi partai politik seperti duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Dia menyampaikan adanya nomor urut partai politik menempatkan seluruh partai dalam kedudukan yang sama dan dilindungi oleh Undang-undang serta konstitusi. 

"Kalau menurut saya, demokrasi itu kemewahannya duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Peraturan itu juga beraksi sama dan di hadapan hukum itu juga sama. Bukan ada ini istimewa dan ini yang tak istimewa," kata Siti saat dihubungi pada, Rabu, 21 September 2022. 

Lebih lanjut ia menuturkan, bahwa partai politik lain tak menginginkan adanya nomor besar dalam urutan partai politik. Menurut Siti, nomor urut harus diundi secara setara dan tak menyebabkan protes ketidakadilan. 

"Oleh karena itu, perkara nanti mendapatkan nomor-nomor yang tak sexy ya itukan dapat dicarikan langkah agar dapat betul-betul disesuaikan," kata dia. 

Pemilu Era Digital

Ia menambahkan, setiap partai politik dapat melakukan langkah dengan rekayasa nomor besar dalam urutan pemilu. Sehingga, partai bisa mengantisipasi kalau mendapatkan nomor urut besar untuk melakukan ketertarikan pemilih dalam kampanye era digital. 

"Ini eranya sudah harus kreatif. Jangan berpikir analog. Ini sudah era digital. Berpikirnya jangan jadul lagi. Apapun dapat direka-reka, dibentuk menjadi semedikian rupa, menjadi sangat menawan, menimbulkan antusiasme. Kalau menurut saya ya itu kompetisi kreativitas antar partai," tutur Siti. 

Meskipun demikian, adanya anggapan soal keberuntungan mendapatkan nomor mini dalam nomor urut pemilu merupakan suatu hal yang wajar. Namun, tak menutup kemungkinan kalau partai politik mendapatkan nomor besar dapat saja menang. Itu dapat terjadi karena memang pemilih sudah tertarik dengan hasil kinerja partai tersebut.

"Jadi bukan karena dia dikasih nomor satu tentu saja dapat menjadi nomor satu. Menurut saya juga bukan nomor itu yang membawa hoki. Tetapi dari hasil kinerja partai secara bertahun-tahun itu seperti apa, ketika pemilu dia dapat memetik hasilnya. Karena memang demokrasi mengajarkan logika dan bernalar," kata Siti. 

Selanjutnya, Siti menjelaskan setiap pemilu mempunyai karakteristik khas masing-masing dalam memperkenalkan puaknya kepada masyarakat. Adanya konteks simbol partai politik juga akan berbeda dari Pemilu 2019. Sehingga, pada Pemilu 2024 yang merupakan era digital, setiap partai politik harus lebih kreatif dan inovatif untuk memikat pemilih. 

"Konteks sekarang itu era digital. Justru partai-partai itu diminta untuk adaptif dan lincah. Bagaimana merespons era digital yang seperti ini dan sebagainya," katanya. 

Menurut dia, perilaku pemilih di era digital sudah berubah. Siti menyampaikan pemetaan usia pemilih sebesar 60 persen yang menghasilkan rata-rata berada di bawah umur 40 tahun atau kaum milenial. Lebih lanjut, kalau PDI-perjuangan atau PDIP memiliki pendukung tradisional maka harus mempunyai langkah lain untuk berkampanye di era  tradisionalnya. 

"Dia juga harus mempunyai langkah untuk berkampanye di era milenial atau muda. Dan itu gunanya partai-partai harus berinovasi," ujarnya. 

 Baca juga: Inilah Daftar Anggota Dewan Kolonel yang Dukung Puan Maharani Maju Jadi Capres 2024

Muh Raihan Muzakki






2 menit lalu

PDIP Tak Tertibkan Dewan Kolonel Pendukung Puan, Hasto: Tidak Ada di Struktur Partai

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partai tak akan menertibkan Dewan Kolonel yang mendukung Puan Maharani karena tak ada struktur di partai.


2 jam lalu

Inilah Daftar Anggota Dewan Kolonel yang Dukung Puan Maharani Maju Jadi Capres 2024

Dewan Kolonel merupakan wadah bagi personil DPR Fraksi PDIP untuk mendukung Ketua DPR Puan Maharani maju sebagai calon presiden 2024.


2 jam lalu

Soal Dewan Kolonel PDIP, Hasto Kristiyanto: Tidak Sesuai dengan AD/ART Partai

Hasto Kristiyanto tetap membantah adanya Dewan Kolonel yang disebut sebagai golongan pengusung Puan Maharani sebagai calon presiden.


14 jam lalu

Loyalis Puan Maharani Bikin Dewan Kolonel, Relawan Ganjar Bentuk Dewan Kopral

Immanuel menjelaskan, ide pembentukan Dewan Kopral bermula dari ramainya pembentukan Dewan Kolonel.


14 jam lalu

Politikus Gerindra Anggap Nomor Urut Partai Hanya soal Teknis

Namun politikus Gerindra ini mengakui, semakin mini nomor urutan partai politik maka akan semakin mudah untuk mengenalkan kepada masyarakat.


15 jam lalu

PDIP Cari Calon Gubernur DKI Jakarta untuk Pilgub 2024, Sebut Wali Kota Semarang Terbaik

Politikus PDIP Gembong Warsono berseloroh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi layak untuk mempimpin Provinsi DKI Jakarta.


16 jam lalu

PDIP Beri Sinyal Dukungan Wali Kota Semarang Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menerima kunjungan Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta.


17 jam lalu

Bela Anies Baswedan, Partai Demokrat Dinilai Bisa Dapat Efek Ekor Jas

Partai Demokrat dinilai dapat mendapatkan dampak ekor jas lebih besar kalau mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.


19 jam lalu

Puan Maharani Anggap Pembentukan Dewan Kolonel PDIP Sah-sah Saja

Puan menjelaskan, Dewan Kolonel merupakan inisiatif para personil DPR dari PDIP. Kegiatannya mesti membuahkan hasil positif bagi internal partai.


23 jam lalu

Puan Maharani Disebut Setujui Pembentukan Dewan Kolonel

Puan Maharani telah mengetahui dan menyetujui pembentukan Dewan Kolonel yang akan mendukungnya untuk maju pada Pilpres 2024.


Selengkapnya