Penjualan Retail Tumbuh 15,42 Persen, Kemenko Perekonomian: Daya Beli Masyarakat Pulih

Sedang Trending 9 bulan yang lalu 244
Rabu, 17 Agustus 2022 22:44 WIB
Warga mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Barat, Sabtu, 30 Oktober 2021. Juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menyatakan pada masa pelonggaran PPKM level 3 tren mobilitas penduduk di pusat belanja naik 22,14 persen, di taman 5,43 persen dan di tempat retail serta rekreasi 2,86 persen. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan retail pada kuartal II 2022 tumbuh 15,42 persen secara year on year (yoy). Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan pertumbuhan itu menunjukkan daya beli masyarakat pulih pasca-pandemi.

"Angka-angka tersebut sangat krusial di tengah berbagai ketidakpastian dunia yang memang betul-betul tetap di depan mata, namun kita relatif dapat mengendalikannya,” ujar Susiwijono melalui keterangan tertulis pada Rabu, 17 Agustus 2022.

Ia berujar, retail menjadi indikator utama untuk memandang bagaimana leading indicators makro berjalan. Salah satunya dengan memperhatikan perkembangan harga dan efeknya ke berbagai sektor lain.

Kendati mengalami peningkatan yang cukup tinggi, Susiwijono mengatakan ada pelbagai tantangan dan kekurangan yang harus diatasi sektor retail. Misalnya, kesiapan pelaku upaya menjaga keseimbangan antara suplai dan permintaan. 

Susiwijono menuturkan, saat ini, tetap banyak pelaku upaya retail yang menetapkan sasaran suplai setara dengan kondisi kala pandemi. Padahal, permintaan telah kembali normal sehingga terjadi kesenjangan. Selain itu, disrupsi rantai pasok dianggap perlu diwaspadai. Susiwijono mengatakan ada beberapa negara rekan dagang Indonesia yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi cukup mendalam. 

Di tengah berbagai tantangan itu, ia menilai ekonomi nasional sejatinya telah menunjukkan perbaikan karena keberhasilan penanganan pandemi. Ia mengklaim berbagai leading indicator perekonomian nasional menguat di tengah prediksi pertumbuhan dari Internasional Monetary Fund (IMF) yang menurun dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen. 

Penguatan ini ditandai dengan capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2022 yang menguat 5,44 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan dengan capaian kuartal pertama 2022 yang sebesar 5,01 persen (yoy). Sementara itu, dari sisi pengeluaran, ia menyebut konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,5 persen dan kinerja ekspor tumbuh sebesar 19,74 persen.

Sedangkan dari sisi sektoral, transportasi pergudangan menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi, merupakan sebesar 21,27 persen. Ia memperkirakan pertumbuhan terjadi karena pulihnya mobilisasi masyarakat akibat penanganan pandemi semakin baik.

“Salah satu kunci terkendalinya pandemi dan tumbuhnya ekonomi di Indonesia ialah keberanian kita dalam memutuskan mudik lebaran kemarin," kata Susiwijono. Mudik Lebaran, misalnya, telah mendongkrak daya beli dan konsumsi masyarakat.

Lebih lanjut, Susiwijono menilai indikator sektor eksternal pun relatif moncer. Perbaikan indikator ini ditunjukkan dengan konsistensi suplus neraca perdagangan selama 27 bulan berturut-turut.

Ia berujar, surplus neraca perdagangan pada April lampau mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, merupakan US$ 7.56 miliar. Selain itu, cadangan devisa berada pada level yang perkasa, merupakan 132,2 atau setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor. Menurut Susiwijono, rasio utang luar negeri pun tetap terjaga pada level yang aman.

Selain indikator eksternal, berbagai leading indicator mengalami perbaikan. Misalnya, indeks keyakinan konsumen (IKK) yang berada pada nomor 128,2 per Juni 2020. Kemudian, purchasing managers’ index atau PMI juga tetap terjaga pada nomor yang cukup tinggi, merupakan 51,3. Adapun pertumbuhan cicilan mencapai 7,68 persen (yoy) untuk cicilan modal kerja dan 5,59 persen (yoy) untuk cicilan investasi. 

RIANI SANUSI PUTRI 

Baca juga: Menteri PUPR: Tidak Ada Pembangunan Infrastruktur Baru Kecuali Perintah Presiden

Ikuti warta terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.






5 jam lalu

Mengukur Efek Nihil Windfall Komoditas terhadap RAPBN 2023

Pemerintah saat menyusun RAPBN 2023 telah mengantisipasi tren nihil windfall komoditas. Artinya anggapan makro sudah realistis atau sebaliknya?


9 jam lalu

HUT RI ke -77, Bima Arya: Pemulihan Ekonomi Kota Bogor Bergerak Lebih Cepat Daripada Daerah Lain

Bima Arya mengatakan, akibat pandemi 70 persen penghasilan warganya turun, dan sekeliling 40 persen penduduk juga kehilangan pekerjaan.


11 jam lalu

Pemerintah Perkirakan Ekspor Indonesia Mulai Turun di 2023

Pemerintah menyatakan ekspor Indoneisa yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di masa krisis akibat pandemi, diperkirakan akan mulai termoderasi.


14 jam lalu

HUT RI ke-77, Luhut: Kita Tunjukkan Kita Bangsa Hebat, Bisa Atasi Masalahnya Sendiri

Menteri Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini, Rabu, 17 Agustus 2022, mengunggah video pendek pada akun instagram resminya. Apa isinya?


1 hari lalu

Ekonom Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen

Ekonom DBS mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia lanjut melaju meskipun berada di bawah ancaman resesi ekonomi global.


1 hari lalu

Minta Pemerintah Stabilkan Harga Bahan Pokok, Pedagang Warteg: Pangkas Rantai Distribusi

Himpunan Pedagang Warteg Indonesia (HiPWIn) mendesak pemerintah untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok yang saat ini mengalami lonjakan.


1 hari lalu

Jokowi Banggakan Pertumbuhan Ekonomi RI, Ekonom Ungkap Kualitas yang Masih Rendah

Jokowi menjelaskan fundamental ekonomi Indonesia sangat bagus di tengah perekonomian bumi yang sedang bergejolak.


1 hari lalu

Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2023 Capai 5,3 Persen, Apa Pemicunya?

Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 sebesar 5,3 persen. Apa saja unsur pemicunya?


1 hari lalu

Jokowi: Inflasi RI Terjaga 3,3 Persen pada 2023

Jokowi memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2023 mencapai 5,3 persen.


1 hari lalu

Sidang Nota Keuangan MPR, Jokowi Klaim Indonesia Berhasil Tangani Krisis Global

Jokowi mengklaim ekonomi sukses tumbuh positif di 5,44 persen pada kuartal II tahun 2022.


Selengkapnya