TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah memperkirakan nilai tukar rupiah di 2023 melemah terutama dipicu oleh tetap adanya tekanan pada kinerja transaksi finansial. Ketidakpastian di pasar keuangan dunia diprediksi tetap cukup tinggi sejalan dengan berlanjutnya eskalasi risiko, meski dengan intensitas yang lebih rendah dibanding tahun 2022.
"Aliran modal di Indonesia yang melalui investasi portofolio juga akan mengalami tekanan sehingga akan memicu capital outflow dan tekanan pada pergerakan nilai tukar rupiah," dikutip dalam kitab Nota Keuangan berserta Rancangan APBN 2023 yang disampaikan Presiden Joko Widodo kepada Dewan Perwakilan Rakyat pada Rabu, 16 Agustus 2022.
Hal itu disebabkan tingginya inflasi dunia yang akan mendorong keberlanjutan langkah normalisasi kebijakan moneter global, khususnya The Fed di 2023.
Pengetatan moneter yang dilakukan The Fed, bagus melalui percepatan kenaikan etnis kembang maupun kontraksi balance sheet, akan menyebabkan ketatnya likuiditas di pasar keuangan global.
Dengan tetap tingginya ketidakpastian tersebut, investor dunia juga cenderung memilih instrumen keuangan yang lebih kondusif (safe haven) sehingga akan berdampak pada terbatasnya aliran modal ke emerging market.
Selain itu, kinerja dari transaksi melangkah akan turut menambah tekanan pada pergerakan nilai tukar rupiah di tahun 2023. Adanya potensi resesi dunia terutama yang terjadi di AS dan Tiongkok sebagai rekan dagang utama Indonesia diperkirakan dapat memicu penurunan volume ekspor Indonesia.
Selain itu, normalisasi harga komoditas ekspor juga akan mendorong turunnya nilai ekspor
Indonesia. Di sisi lain, semakin meningkatnya aktivitas ekonomi domestik akan menyebabkan kenaikan permintaan masyarakat sehingga mendorong kenaikan aktivitas impor.
Peningkatan importasi ini juga akan memicu tekanan pada kinerja neraca jasa, khususnya pada jasa transportasi barang. Dengan berbagai risiko tersebut, kinerja transaksi melangkah di tahun 2023 akan mengalami tekanan meski relatif mini dan memberi dampak pada
penurunan supply valas di dalam negeri untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.
"Dengan berbagai tantangan dan kesempatan tersebut, secara umum rata-rata nilai tukar rupiah tahun 2023 diasumsikan akan beralih pada kisaran Rp 14.750 per dolar AS."
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat, Paling Tinggi di Kawasan Asia
Ikuti warta terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.