TEMPO.CO, Jakarta - Pertempuran sengit meletus di bunda kota Libya semalam dan berlangsung hingga Sabtu pagi, 27 Agustus 2022, dengan faksi-faksi yang bersaing saling tembak dan bunyi beberapa ledakan keras memantul di sekeliling Tripoli.
Bentrokan itu terjadi di pusat kota Tripoli setelah salah satu golongan terkuat di bunda kota menyerang pangkalan pasukan saingan, kata saksi mata. Penembakan berlangsung berjam-jam hingga menakutkan penduduk setempat dan menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi lebih luas.
Tidak jelas apakah pertempuran itu secara langsung terkait dengan kebuntuan politik Libya yang lebih luas atas kendali pemerintah, tetapi setiap bentrokan antara kelompok-kelompok kuat Tripoli dapat berisiko menarik faksi-faksi lain.
"Ini mengerikan. Saya dan keluarga saya tak dapat tidur karena bentrokan itu. Suaranya terlalu keras dan terlalu menakutkan," kata Abdulmenam Salem, seorang penduduk Tripoli tengah. "Kami tetap terjaga untuk berjaga-jaga kalau kami harus segera pergi. Perasaan yang mengerikan."
Pasukan bersenjata pendukung masing-masing pihak dalam perselisihan politik Libya telah berulang kali dimobilisasi di sekeliling Tripoli dalam beberapa pekan terakhir, dengan konvoi besar kendaraan militer beralih di sekeliling kota dan mengancam kekuatan lain.
Seorang pria tewas dalam penembakan itu, dua sumber medis dan seorang temannya mengatakan kepada Reuters. Gambar dan video yang dibagikan secara online dari pusat kota, menunjukkan kendaraan militer melaju kencang di jalan-jalan, pejuang menembak dan penduduk setempat berjuang memadamkan api.
Ali, seorang mahasiswa berusia 23 tahun yang menolak memberikan nama keluarganya, mengatakan dia melarikan diri dari apartemennya bersama keluarganya pada malam hari setelah peluru menghantam gedung mereka. "Kami tak dapat tinggal lebih lama lagi," katanya.
Tidak ada komentar langsung dari kementerian dalam negeri dan kesehatan tentang pertempuran, yang berhenti di pagi hari sebelum dilanjutkan. Universitas Tripoli mengatakan mereka menutup kampus karena pertempuran.
Kebuntuan utama Libya terjadi antara Pemerintah Persatuan Nasional di Tripoli di bawah Abdulhamid al-Dbeibah melawan pemerintahan saingan di bawah Fathi Bashagha, yang didukung oleh parlemen.
Misi PBB di negara itu memperingatkan minggu ini terhadap segala upaya untuk menyelesaikan perselisihan melalui kekerasan.
Bashagha mencoba memasuki Tripoli pada bulan Mei, yang menyebabkan baku tembak selama berjam-jam dan memaksanya untuk pergi. Dia telah mengindikasikan baru-baru ini bahwa dia mungkin mencoba memasuki ibukota lagi.
Minggu ini faksi-faksi yang mendukung Dbeibah berparade di sekeliling Tripoli untuk unjuk kekuatan, dengan mengatakan mereka tak akan mengizinkan Bashagha masuk.
Reuters