Eropa Melirik Afrika untuk Mencari Alternatif Gas Rusia

Sedang Trending 7 bulan yang lalu 103
Rabu, 12 Oktober 2022 23:31 WIB
Ilustrasi Ladang gas. REUTERS/Essam Al-Sudani

TEMPO.CO  - Negara-negara Eropa melirik Afrika untuk mencari sumber gas sebagai alternatif gas Rusia. Eropa sedang berjuang mengurangi ketergantungannya pada gas habitat Rusia untuk menghidupkan pabrik, menghasilkan listrik, dan menghangatkan rumah.

Pemimpin Polandia dan Jerman telah mengunjungi proyek gas habitat cair di lepas Pantai barat Afrika. Meski baru selesai 80 persen, prospek pemasok daya baru itu telah menarik minat kedua negara.

Baca: Harga Gas Mahal, Warga Inggris Timbun Selimut hingga Lilin Menjelang Musim Dingin

Ladang gas di dekat garis pantai Senegal dan Mauritania diperkirakan mengandung sekeliling 15 triliun kaki kubik (425 miliar meter kubik) gas, lima kali lebih banyak dari yang digunakan Jerman, yang bergantung pada gas, sepanjang 2019. Namun produksinya diperkirakan belum akan dimulai tiba akhir 2023.

Hal itu tak akan membantu menyelesaikan krisis daya Eropa yang dipicu oleh perang Rusia-Ukraina. Namun Gordon Birrell, seorang eksekutif untuk rekan pengembang proyek BP, mengatakan pembangunan tak dapat lebih cepat.

“Peristiwa bumi saat ini menunjukkan peran krusial (gas) dalam menopang keamanan daya negara dan kawasan,” kata dia dalam pertemuan industri daya di Afrika Barat pada bulan lampau seperti dikutip Al Jazeera, Rabu, 12 Oktober 2022.

Afrika mempunyai cadangan gas melimpah dan negara-negara Afrika Utara seperti Aljazair mempunyai jaringan pipa yang sudah terhubung ke Eropa. Namun kurangnya infrastruktur dan hambatan keamanan menghalangi produsen di bagian lain benua itu untuk meningkatkan ekspor. 

Horatius Egua, juru bicara Menteri Perminyakan Nigeria mengatakan negaranya mempunyai cadangan gas habitat terbesar di Afrika meskipun hanya menyumbang 14 persen dari impor gas habitat cair ke Uni Eropa melalui kapal. 

Negara-negara menjanjikan lainnya seperti Mozambik telah menemukan cadangan gas yang besar, tetapi proyek-proyek tersebut tersendat oleh kekerasan dari kelompok-kelompok bersenjata.

Negara-negara Eropa berebut mengamankan sumber-sumber alternatif karena Moskow telah mengurangi aliran gas habitat ke negara-negara Uni Eropa. Keputusan Rusia itu memicu lonjakan harga daya dan meningkatnya ekspektasi resesi. Menteri daya 27 negara Uni Eropa berjumpa pekan ini untuk membahas batas harga gas menghadapi kemungkinan Rusia menghentikan secara total pasokan gas ke negara mereka.

Para pemimpin Eropa telah mengunjungi negara-negara seperti Norwegia, Qatar, Azerbaijan, dan terutama negara-negara Afrika Utara seperti Aljazair yang mempunyai pipa hingga ke Italia dan Spanyol. Italia telah menandatangani kesepakatan gas senilai US$ 4 miliar dengan Aljazair pada Juli lalu, sebulan setelah Mesir mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa dan Israel untuk meningkatkan penjualan gas habitat cair (LNG). Angola juga telah menandatangani kesepakatan gas dengan Italia.

Aljazair ialah pemasok utama dan Mesir menyumbang 60 persen dari produksi gas habitat di Afrika pada 2020. Namun Mahfoud Kaoubi, profesor ekonomi dan spesialis masalah daya di University of Algiers, mengatakan produksinya tak dapat mengimbangi gas Rusia ke Eropa.

“Rusia mempunyai produksi tahunan 270 miliar meter kubik, sangat besar,” kata Kaoubi. “Aljazair memproduksi 120 miliar meter kubik, di mana 70,50 persennya untuk konsumsi dalam negeri.”

Tom Purdie, analis gas Eropa, Timur Tengah, dan Afrika di S&P Global Commodity Insights, mengatakan tahun ini Aljazair diperkirakan mengekspor gas habitat cair melalui pipa sebesar 31,8 miliar meter kubik “Kekhawatiran utama di sini seputar level peningkatan produksi yang dapat dicapai dan dampak permintaan domestik.”

Baca: Nigeria Mau Suplai Gas Alam Cair Lebih Banyak ke Eropa

AL JAZEERA






2 jam lalu

Vladimir Putin Perpanjang Larangan Impor dari Negara yang Jatuhkan Sanksi ke Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin memperpanjang larangan impor sejumlah bahan makanan dari negara-negara yang memberlakukan hukuman ke Rusia


6 jam lalu

50 Anggota NATO Berkumpul, Bantu Ukraina Tangkis Rudal Rusia

Anggota NATO akan memberikan donasi pertahanan udara pada Ukraina untuk menangkis serangan rudal Rusia


7 jam lalu

Rusia Investigasi Ledakan Jembatan Krimea, Ukraina: Omong Kosong

Pejabat senior Ukraina menolak hasil penyelidikan Rusia atas ledakan di jembatan Krimea pada akhir pekan lalu.


7 jam lalu

8 Orang Ditangkap Terkait Ledakan di Jembatan Kerch

Ledakan di Jembatan Kerch terorganisir dan delapan orang sudah ditahan oleh otoritas Rusia


9 jam lalu

Harga Gas Mahal, Warga Inggris Timbun Selimut hingga Lilin Menjelang Musim Dingin

Lonjakan harga dan rekor inflasi pangan di Inggris mengubah kecenderungan konsumen yang bersiap menghadapi musim dingin.


9 jam lalu

Dubes Rusia Sebut Pernyataan Putin soal Nuklir Dipelintir Barat

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menanggapi kekhawatiran penggunaan senjata nuklir di perang Ukraina oleh Putin.


10 jam lalu

Rugi Besar, Nissan Jual Pabrik di Rusia Rp 14 Ribu

Nissan Motor akan menjual bisnisnya di Rusia kepada badan upaya milik negara seharga 1 Euro atau Rp 14 ribu pada Selasa, 11 Oktober 2022. Kerugian mencapai Rp 10,5 triliun.


10 jam lalu

Elon Musk Jawab Rumor Bicara dengan Putin Sebelum Unggah Cuitan Rusia Ukraina

Elon Musk disebut-sebut telah berbicara dengan Putin sebelum mencuit proposal perdamaian Rusia Ukraina. Namun ia membantah.


11 jam lalu

Pemimpin G7 Ancam Rusia Jika Gunakan Senjata Nuklir ke Ukraina

G7 mengancam Rusia bahwa setiap penggunaan senjata nuklir ke Ukraina akan menghadapi konsekuensi berat.


12 jam lalu

G7 Berkomitmen Mendukung Ukraina selama Diperlukan

G7 akan lanjut memberikan dukungan dan berdiri teguh bersama Ukraina. Mereka menyatakan serangan terhadap penduduk sipil ialah kejahatan perang.


Selengkapnya