Cara membaca grafik crypto adalah pengetahuan dasar yang harus dipelajari setiap pemeran trading crypto.
Inilah kunci agar Anda tahu bilamana waktunya membeli dan menjual aset.
Nah, artikel kali ini secara spesifik akan membahas jenis grafik candlestick yang sangat terkenal dalam bumi trading.
Apa Itu Candle Crypto?Candlestick crypto adalah salah satu jenis grafik yang menampilkan informasi mendetail tentang pergerakan harga aset selama satu periode.
Ngomong-ngomong, metode ini sudah ada sejak seratus tahun ke-18 di Jepang, lampau menyebar ke negara-negara barat.
Sebelum crypto, trading saham dan valuta asing (valas/forex) sudah terlebih dulu menggunakan metode candlestick.
Di bawah ini contoh tampilan grafik candle:
Candlestick memang lebih disukai para pelaku trading daripada grafik line dan bar karena mudah dibaca.
Selanjutnya, mari mengenal detail dari candlestick.
Bagian-bagian Candlestick ChartDisebut candlestick karena bentuknya terlihat seperti lilin, yang komponennya ialah batang dan sumbu.
Body menggambarkan satu periode perdagangan, misalnya 1 menit, 15 menit, 1 jam, 24 jam, dan seterusnya.
Adapun setiap batang dalam grafik candle crypto menunjukkan beberapa informasi, yaitu:
Misalnya Anda menggunakan candle dengan periode 15 menit untuk crypto Decentraland (MANA).
Fokus pada batang yang ditunjuk panah merah (satu batang = 15 menit).
Harga pembukaan (Open) menit pertama pada periode tersebut ialah Rp39.200.
Batang beralih naik dan turun dan pada menit terakhir ditutup (Close) dengan harga Rp39.394.
Akan tetapi, selama 15 menit tersebut harga sempat di titik terendah adalah Rp39.000 dan di titik tertinggi Rp39.500.
Candle pun berwarna hijau dan beralih ke atas karena harga Close lebih besar daripada harga Open (39.394 > 39.200).
Kenapa Bentuk Candlestick Berbeda-beda?Jika memandang ilustrasi di bawah ini, bentuk setiap candle memang tak simetris. Ada yang panjang, pendek, cenderung ke atas, atau cenderung ke bawah.
Beberapa unsur yang menentukan antara lain tinggi rendahnya harga serta volume perdagangan.
Sumbu terbawah ialah harga terendah dalam periode tersebut, sedangkan sumbu teratas ialah harga tertinggi.
Lalu yang membikin body panjang atau pendek ialah margin antara Close dan Open.
KesimpulanPenjelasan di atas tentu saja belum termasuk berbagai macam pola grafik trading untuk memprediksi harga. Namun, setidaknya sekarang Anda sudah mendapat gambaran dasarnya.
Mempelajari langkah membaca grafik crypto merupakan bekal berharga kalau mau serius terjun ke bumi trading. Kemampuan analisis teknis ini dapat meningkatkan kemungkinan Anda memprediksi harga.