Biografi Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama

Nama Asli Ahok ialah Basuki Tjahaja Purnama memang tetap mempunyai darah keturunan kaum Tionghoa, lahirnya di Bangka Belitung, 29 Juni 1966. Ia merupakan salah satu seorang pebisnis sukses yang mendirikan sebuah perusahaan PT Nurindra Ekapersada.

Selanjutnya pada tahun 95 an, Ahok juga melakukan pembangunan salah satu pabrik sebagai sarana pengolah pasir dengan nama Gravel Pack Sand (GPS). Tujuan dari usahanya tersebut juga sebagai penyedia lapangan pekerjaan.

Semua hasil dari kesuksesan yang ia raih bukan tanpa usaha, melainkan dengan berjuang semaksimal mungkin. Dengan demikian ketika meraih sebuah kesuksesan, maka itulah buah hasil dari kerja keras.

Basuki Tjahaja Purnama atau lebih akrab dengan panggilan Ahok ini terlahir dari keluarga yang harmonis. Nama ayahnya Indra Tjahaja Purnama dan ibunya bernama Buniarti Ningsing.  Orangtuanya memang berasal dari kaum Tionghoa.

Kemudian Ahok juga mempunyai beberapa kerabat kandung bernama, Basu Panca Fransetio, Harry Basuki dan Fifi Lety Indra. Pada masa mini Ia tinggal sekeliling desa Gantung, Bangka belitung. Ia menghabiskan waktu bersama keluarganya dengan penuh kebahagiaan.

Pada suatu ketika Ia mendapatkan info bahwa Ayahnya telah meninggal dunia. Setelah kejadian tersebut, Ahok kemudian ikut bersama dengan keluarga Misribu yang pada waktu itu membiayai seluruh keperluan hidupnya.

Saat Ahok berada di Jakarta, keluarga Misribu yang membiayai seluruh keperluannya. Ia juga melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan dengan memutuskan memperdalam pengetahuan pada jurusan Teknik Geologi. Kampusnya bernama Universitas Trisakti dan lulus tahun 1989.

Setelah menempuh pendidikan kuliahnya, kemudian Ahok berniat untuk kembali ke Bangka Belitung yang merupakan tempat kelahirannya. Selanjutnya Ia melakukan perubahan pada hidupnya dengan membuka sebuah bisnis kontraktor pertambangan timah. Nama perusahaannya ialah CV Panda.

Perusahaannya tersebut memang berhasil, akan tetapi keberhasilannya tersebut berlangsung lama selama dua tahun saja. Setelah itu, Ahok memutuskan untuk melanjutkan studinya ke jenjang lebih tinggi adalah program magister dengan jurusan manajemen keuangan pada tahun 1992.

Memang beliau ialah sosok yang telah sukses dalam menjalani kehidupannya, sehingga Ia mendapatkan penobatan dari salah satu majalah Tempo. Yaitu karena menjadi salah satu dari 10 tokoh yang bisa memberikan perubahan Indonesia.

Kemudian pada tahun berikutnya tepatnya 2007, Ahok juga mendapatkan sebuah penghargaan yang luar biasa adalah sebagai salah satu Tokoh Anti terhadap korupsi. Penobatan tersebut Ia dapat dari para penyelenggara negara.

Setelah itu Ahok kembali lagi mendapatkan sebuah penghargaan yang luar biasa. Seperti halnya pada tahun 2003 dari Bung Hatta Anti Corruption Award dan lampau Gus Dur Award 2016. Semua hal bagus tersebut didapatkan karena hasil kerja keras serta konsistennya dalam berkarya.

Tidak hanya pandai dalam masalah berbisnis, akan tetapi Ahok juga mempunyai keahlian dalam menggunakan senjata Api. Ia memang sangat jago dalam menembak, karena pernah suatu ketika beliau memperlihatkan kemampuannya saat menghadiri acara Kopassus tahun 2015.

Pada saat acara kopassus, banyak sekali media yang meliput aktivitas menembaknya itu. Ahok menggunakan senjata api jenis pistol Elite G2 yang memang orisinil buatan anak negeri adalah PT Pindad.

Ahok waktu itu mempunyai 3 kesempatan dalam menembak. Pertama ia hanya bisa mencapai sasaran dengan 3 peluru, kedua hanya 4 sasaran, kemudian pada sesi terakhir belian bisa menancapkan 7 peluru ke plat baja. Sungguh sebuah kemampuan yang luar biasa.

Ada banyak bisnis milik Ahok saat ini, salah satunya CV Panda yang beralih dalam bidang kontraktor pada sektor Timah. Untuk mengembangkan bisnis itu, maka beliau melanjutkan kuliah ke jenjang magister S2 jurusan manajemen keuangan.

Setelah menyelesaikan kuliah dan mendapatkan gelar sebagai MBA (Magister Manajemen Keuangan), ia menjadikan staff keuangan proyek serta menganalisis pembiayaan pada PT. Simaxindo Primadaya yang beralih dalam sektor kelistrikan.

Kemudian, ia memutuskan kembali pada tahun 1995 ke kampung halaman untuk mengembangkan perusahaannya. Setelah berhasil, lampau Ahok mencoba membangun bisnis baru yang mengelola pasir kuarsa di Bangka Belitung dan tetap banyak lagi usaha-usaha besar lainnya.

Ahok terjun ke dalam bumi politik semenjak tahun 2004. Kala itu ia menjadi sosok pemimpin DPC PIB (Partai Perhimpunan Indonesia). Memang pada saat itu tujuan bergabung untuk dapat melanjutkan ke jenjang DPRD masa jabatan 2004-2009. Alhasil keinginannya tersebut tercapai.

Namun pada tahun 2005 ia mundur dari DPRD dan memilih untuk berkarir menjadi seorang pejabat Bupati Provinsi Bangka Belitung Timur masa jabatan 2005-2010. Lalu beliau kembali berkiprah menduduki kursi DPR RI komisi II dengan masa menjabat 2009-2014.

Kemudian ia tak berhenti tiba situ, melainkan melanjutkan lagi karir berpolitiknya dengan menjadi wakil gubernur DKI Jakarta periode 2012 tiba 2017. Akan tetapi ketika Jokowi selaku gubernur menjadi Presiden, beliau naik jabatan pada tahun 2014.

Memang Ahok masuk penjara karena ada dugaan melakukan penistaan agama. Ketika ia menjalani masa tahanan, beliau sempat membikin sebuah kitab tentang kisahnya. Memang banyak sekali cerita di balik jeruji besi. Namun lebih menariknya ketika ia nyaris meninggal karena stress.

Saat menjalani masa tahanan, beliau sempat mengalami stres tinggi sehingga menjadikan tensi tubuh Ahok secara tiba-tiba mengalami drop. Waktu itu juga ia nyaris kehilangan nyawa, namun lantaran doterlah dan takdir tuhan nyawanya segera dapat terselamatkan.

Dokter yang merawatnya bermana Dr. Nova, Beliau sukses meningkatkan tentu tubuhnya kembali normal. Pada waktu itu Ahok disuruh untuk duduk, kemudian memberikan air minum hangat berupa teh manis. Lalu mengajaknya mengobrol dan alhasil kesehatannya pun pulih.

Menjadi seorang pengusaha sekaligus tokoh politik menjadikan ia mempunyai kekayaan yang banyak. Menurut KPK, Ahok memberitahukan seluruh jumlah hartanya saat beliau mau masuk ke pemilihan Gubernur, lampau melapor kepada LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara).

Kemudian LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) menjelaskan bahwa banyaknya harta kekayaan milik Ahok pada tahun 2016 ini memperkirakan mencapai 26 miliar yang merupakan hasil dari perusahaan dalam bidang tanan dan bangunan. Nilai properti sendiri -+ 16 miliar.

Memang kekayaan tersebut beliau dapatkan dari hasil kerja kerasnya yang penuh dengan konsisten. Berbagai perusahaan ia miliki dan mempunyai asa dapat membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Alhasil setelah menjadi pengusaha ia melanjutkan niatnya untuk terjun ke bumi politik.

Demikian tadi beberapa penjelasan singkat tentang biografi Ahok. Semoga Anda dapat meneladani kisah sukses dan kerja kerasnya.