TEMPO.CO, Jakarta - Komisi C DPRD DKI Jakarta menyetujui usulan Penyertaan Modal Daerah (PMD) kepada Perumda Dharma Jaya sebesar Rp307 miliar. Penyertaan modal ini untuk mengantisipasi resesi ekonomi yang diprediksi akan terjadi di tahun 2023.
Anggota Komisi C DPRD DKI Andyka menyebutkan persetujuan usulan PMD Dharma Jaya diputuskan dalam pembahasan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) APBD Perubahan tahun 2022
Penyertaan modal ini akan digunakan untuk memenuhi stok kebutuhan pangan seperti daging ayam dan sapi sebagai langkah antisipatif menghadapi ketidakpastian perekonomian bumi tahun 2023.
"Tidak dapat dipungkiri bahwa yang menyangkut ketahanan pangan harus kita siapkan jauh-jauh hari. Jadi ini (pengadaan daging ayam dan sapi) termasuk kategori mendesak dan skala prioritas," ujar Andyka seperti dikutip dari Antara, rabu, 12 Oktober 2022.
Negara pengimpor menahan penjualan daging sapi dan ayamLebih lanjut Andyka mengaku khawatir penduduk Jakarta akan kesulitan mendapatkan daging ayam dan sapi apabila tak menyiapkan stok sejak sekarang, karena sudah dipastikan negara pengimpor daging tak akan mau menjual ayam dan sapi saat resesi terjadi.
"Menghadapi krisis yang akan menyongsong, di mana negara yang biasa mengimpor kebutuhan pangannya kepada kita itu akan mulai menahan, artinya kita butuh super stok agar ke depannya dapat kita mengantisipasi ini," ucapnya.
Baca juga: Erick Thohir: Indonesia Tidak Akan Terkena Resesi 2023
Hal senada diungkap oleh personil Komisi C Syahrial yang menyebutkan bahwa penguatan pangan perlu segera dilakukan dengan asa pasokan, stabilitas dan keterjangkauan harga produk hewani lanjut terkontrol.
"Saya setuju kalau Dharma Jaya ini memprioritaskan ketahanan pangan, karena tahun-tahun ke depan harus kita waspadai," ucapnya.
Adapun untuk anggaran renovasi kantor Dharma Jaya, rumah pangkas hewan (RPH) serta perbaikan kandang diminta untuk dipindahkan ke anggaran tahun 2023 mendatang karena dinilai bukan kegiatan mendesak, mengingat pendapatan daerah diperkirakan tak dapat mencapai target.
"Hanya kegiatan yang untuk pengadaan atau persiapan pangan saja kalau yang fisik-fisik ditunda saja dahulu. Kalau ketahanan pangan sudah niscaya harus diprioritaskan," ucap Syahrial.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Dharma Jaya Raditya Endra Budiman menjelaskan PMD diajukan setelah mendapat informasi dari Menteri Keuangan RI bahwa seluruh jajaran bidang pangan harus konsentrasi mempersiapkan stok agar perekonomian tetap stabil.
"Rencananya kami memerlukan ini (pengadaan sapi dan ayam) untuk memulai membikin stok, karena kemungkinan besar tahun depan seluruh negara akan menahan stoknya, jadi kita harus punya modal untuk cadangan pangan," tutur Raditya.
Baca juga: Ancaman Resesi Dunia, Airlangga Ungkap Alasan Indonesia Tak Minta Bantuan IMF