TEMPO.CO, Jakarta -Tidak hanya cerita rakyat yang dipenuhi oleh mitos, gaya pola asuh anak (parenting) juga kerap kali dipenuhi informasi-informasi yang dipercaya oleh publik, tetapi sebenarnya tak dianjurkan oleh hasil saintifik.
Berikut ialah enam mitos tentang pengasuhan anak alias parenting yang harus Anda tinggalkan secepatnya.
Larangan Membicarakan Keburukan Orang yang Lebih TuaLaman Times of India menyebutkan bahwa tak jarang kekerasan terhadap anak malah terjadi di lingkungan terdekatnya. Dalam hal ini, orang uzur dianjurkan untuk tak langsung menegur anak apabila ia membicarakan tabiat jelek orang yang lebih tua.
Sebab, terdapat kemungkinan bahwa cerita yang disampaikan oleh anak benar-benar terjadi dan sedang menimpanya. Oleh karena itu, alih-alih menegur anak secara keras, orang uzur perlu menyelisik terlebih dahulu kebenaran cerita tersebut.
Sering Mengaku Lebih BerpengalamanKetika terjadi perbedaan pendapat di dalam keluarga, khususnya antara orang uzur dan anak, orang uzur sering kali mengeluarkan argumen andalannya, adalah klaim bahwa mereka lebih uzur dan lebih berpengalaman.
Padahal, pengalaman tak dapat diukur dengan usia seseorang. Oleh karena itu, laman Health Line menganjurkan orang uzur untuk lebih mengajak anak berdiskusi dan terbuka terhadap perbedaan pendapat daripada langsung memutus argumen yang disampaikan oleh anak.
Orang Tua Tidak Pernah SalahBerkaitan dengan mitos sebelumnya, emosi lebih uzur dan lebih berpengalaman kerap kali mengantarkan orang uzur menjadi sosok yang defensif terhadap diri sendiri sehingga tak mau mengakui kesalahannya.
Situs Times of India menyampaikan bahwa sah-sah saja bagi orang uzur melakukan kesalahan kepada anaknya selama tak melewati batas wajar. Dalam hal ini, bagus orang uzur maupun anak, dianjurkan untuk mengembangkan hubungan dua arah sehingga keduanya dapat saling belajar dari kesalahan yang diperbuat.
Hanya Ibu yang MerawatPenelitian Dunatchik dan kawan-kawan berjudul Gender, Parenting, and The Rise of Remote Work During the Pandemic menunjukkan bahwa negara dengan tingkat kesenjangan gender yang lebih tinggi cenderung mempunyai gaya pola asuh anak yang konservatif.
Konservatif yang dimaksud adalah...